Rabu, 29 Juni 2011

Rekening Tabungan kok Seperti Isi Ulang Pulsa ?

Boleh dikatakan pada masa kini tidak ada orang yang tidak memiliki rekening tabungan di bank entah bank syariah atau konvesional. Tetapi pernahkah kita memperhatikan bagaimana pergerakan aliran kas rekening tabungan ? Apakah ada keseimbangan antara debet dan kredit ? Manakah yang lebih banyak antara debet dan kredit ?
Keseimbangan aliran kas rekening bank menunjukkan tipe pemilik rekening bank. Mengapa kita perlu memperhatikan keseimbangan rekening yang kelihatannya sepele ? Ya, tentu saja perlu agar kita tidak terjerumus menjadi pemboros dan juga memacu kreatifitas. Lho kok kreatifitas ? Apa hubungannya ?
Begini, .. sekarang perhatikan kolom debet dan kredit rekening anda dalam satu bulan.
Tipe A. Jika dalam satu bulan terdapat lebih dari tiga atau lebih pemasukan kas kredit anda dan banyak aliran kas debet anda maka rekening anda bisa dikatakan rekening aktif.
Tipe B. Jika dalam satu bulan terdapat lebih dari satu pemasukan kas kredit anda dan tidak ada aliran kas debet anda maka rekening anda bisa dikatakan sebagai tabungan murni.
Tipe C. Jika dalam satu bulan terdapat hanya satu pemasukan kas kredit dan banyak aliran kas debet maka rekening anda tidak jauh berbeda dengan isi ulang pulsa.
Jika kita cermati maka yang paling aman adalah tipe B. Namun harus diperhatikan pula bahwa jumlah di dalam rekening anda akan berkurang dengan adanya biaya – biaya administrasi dari bank atau pajak. Untuk wirausahawan, tipe ini tentu saja tidak cocok.
Tipe A merupakan salah satu ciri bahwa pemilik rekening tersebut umumnya seorang wirausahawan. Rekening tipe inilah yang paling disukai bank dalam urusan pinjaman.
Bagaimana dengan tipe C ? Tipe ini sangatlah rawan defisit. Bisa berbuntut hutang. Itupun hutang konsumtif. Maka sudah dipastikan bulan depan akan terulang lagi kondisi seperti ini. Bagaimana mengatasinya ? Tentu dengan cara positif think out of the box. Banyak jalan di antaranya perbanyak sedekah, atur lagi pengeluaran anda dan....cobalah anda melakukan w ..i...r...a...u...s...a...h...a.

Kamis, 31 Maret 2011

Masih Karyawan Menjalankan Wirausaha, Why Not ?

Anggapan beberapa orang bahwa lebih nyaman bekerja sebagai karyawan. Tidak pusing menawarkan barang (promo), tidak khawatir uang tidak ada, jaminan makan siang, uang ini uang itu terkadang ada.
Tetapi tidakkah terpikir oleh anda bahwa suatu saat anda pasti mengalami dua kemungkinan :
1. Pensiun. Kalau sudah pensiun masih mengandalkan uang jaminan hari tua (JHT) ? Ini tidak menjamin, nilai nominal uang JHT anda tergerus inflasi yang rata-rata 9 % per tahun. Berarti anda memasuki masa sulit setelah masa nyaman anda.
2. PHK. Ini lebih parah, walaupun anda mendapat uang pesangon ratusan juta sekalipun uang pesangon anda terus tergerus habis karena konsumsi dan inflasi. Biasanya anda idak akan siap menghadapi situasi ini. Kalau PHK anda mengundang polemik pasti yang terpikir adalah demo karyawan dan konsumsi kebutuhan sehari-hari. Begitupun jika PHK tidak ada polemik maka yang terpikirkan adalah mencari lowongan kerja dan konsumsi kebutuhan sehari-hari.
Kedua kemungkinan ini amatlah riskan untuk anda yang saat ini sebagai karyawan dan belum memiliki persiapan peralihan dan mental.
Cara efektif adalah bersegeralah anda memiliki wirausaha sekecil apapun bahkan seremeh apapun. Tidak jarang orang yang hanya berjualan gorengan mampu memiliki rumah mewah dan menuntaskan anak-anaknya hingga sarjana.
Dengan menjalankan wirausaha di masa anda sebagai karyawan memiliki beberapa manfaat, di antaranya :
1. Membangun mental yang kuat. Menjalankan wirauasaha melatih mental yang kuat karena kadang menghadapi kerugian.
2. Memiliki visi dan misi bagi diri anda. Artinya anda sudah memiliki tujuan hidup anda kemana setelah anda tidak menjadi karyawan lagi.
3. Memiliki kemampuan manajemen yang aplikatif. Bagaimana tidak ? anda tentu sedikit demi sedikit akan memiliki kemampuan manajemen secara aplikatif langsung terjun ke lapangan.
4. Membuat persiapan yang lebih baik ketika menghadapi pensiun atau PHK.
5. Memiliki teman yang berwawasan luas. Untuk yang ini hendaklah anda bergabung ke dalam komunitas wirausahawan.
6. Mengasah otak kanan. Tentu dengan menjalankan wirausaha maka diperlukan ide-ide kreatif dari otak kanan anda.
7. Berani menghadapi tantangan dan resiko.
Dan lain sebaginya. Tetapi yang tak kalah pentingnya, terkadang oarang yang terbiasa menjalankan wirausaha selalu berani dalam mengeluarkan sedekah dalam jumlah besar.
Jadi tunggu apa lagi ? Toh anda akan mengalami dua pilhan cepat atau lambat. Pensiun/PHK atau perusahaan tempat anda bekerja bangkrut artinya anda yang berhenti atau perusahaan yang berhenti..